Donderdag 23 Mei 2013


PENGORBANAN IBU SANG MALAIKATKU
Sebuah kisah tentang perjuangan manusia yang mulia
Seseorang yang berani berjuang demi sang buah hati
Yakni dialah sang malaikatku
Semua berawal ketika dirimu
mengandungku selama 9 bulan 9 hari
tak pernah lelah dan letih
kau bawa diriku kesana kemari
Kau seolah tersiksa akan kehadiranku
Tidur tak nyenyak
Makanpun tak enak
Tapi,
Kau selalu mengharap akan kehadiranku,
Sang buah hatimu yang selalu kau nanti
Kau rela pertaruhkan nyawamu
hanya untuk hidupku
Jiwa dan ragamu tak ada artinya lagi
Ketika detik-detik menjelang kehadiranku
Sang buah hatimu
Raut wajah yang semringah dan bahagia brseri-seri
Terlihat jelas ketika aku
Telah hadir dapangkuanmu
IBU, sebutan yang pantas untukmu sang malaikat penolongku
Dalam Senyum mu kau sembunyikan letih mu
Derita siang dan malam menimpa mu
tak sedetik pun menghentikan langkah mu
Unuk bisa Memberi harapan baru bagi ku
Seonggok Cacian selalu menghampiri mu
secerah hinaan tak perduli bagi mu
selalu kau teruskan langkah untuk masa depan ku
mencari harapan baru lagi bagi anak mu
Bukan setumpuk Emas yg kau harapkan dalam kesuksesan ku
bukan gulungan uang yg kau minta dalam keberhasilan ku
bukan juga sebatang perunggu dalam kemenangan ku
tapi keinginan hati mu membahagiakan aku
Dan yang selalu kau berkata pada ku
Aku menyayangi mu sekarang dan waktu aku tak lagi bersama mu
aku menyayangi mu anak ku dengan ketulusan hati ku
Ibu maafkan aku ibu
Maafkan atas semua dosa-dosaku
Aku hanya manusia lemah yang tak ada artinya tanpa dirimu ibu
Disini hatiku rapuh.
Rapuh tak berdaya
Kau selalu memberi Tanpa aku meminta
Ketika Allah murka atas kedurhakaanku padamu
Teguran yang diberikan Allah
Menjadi cambuk diri ini

Pengorbanan yang kau berikan tiada batas
Nyawa rela kau pertaruhkan
Hanya agar diriku bisa tersenyum
Dan bahagia
IBU,.
Tak dapat ku membalas semua jasamu
Bahkan setinggi langit
Sedalam lautan
Ataupun sebesar gunung

Tak akan mampu ku untuk membalas jasamu
Tapi kenapa aku tak menyadari atas semua pengorbananmu?
Pengorbanan yang kau berikan padaku
Dimana hati nurani kita sebagai anak?
Dimana rasa terima kasih kita?
Kita malah membuat beliau selalu sakit dengan ulah kita
Bukalah mata hati kalian untuk ibu kita
Kawan, kenanglah ibu yang menyayangimu
Untuk ibu
Yang selalu meneteskan air mata ketika kita pergi
Ingatkah engkau ketika ibumu
Rela tidur tanpa selimut?
Demi melihatmu tidur nyenyak
Dengan dua selimut membalut tubuhmu
Ingatkah engkau ketika jemari ibu
Mengusap lembut kepalamu?
Dan ingatkah engkau ketika air mata
Menetes dari mata ibumu
Ketika ia melihatmu berbaring sakit
Sesekali jenguklah ibumu
Yang selalu menantikan
Kepulanganmu dirumah
Tempat kau dilahirkan
Kembalilah memohon maaf pada ibumu
Pada ibumu yang selalu rindu akan senyumanmu
Simpanlah sejenak kesibukan duniawi
Yang selalu membuatmu lupa untuk pulang

Segeralah jenguk ibumu
Yang berdiri menantimu didepan pintu
Bahkan sampai malampun kian larut
jangan biarkan saat-saat yang kau rindukan
dimasa mendatang
ketika ibu telah tiada
tak ada lagi yang berdiri didepan pintu
menyambut kita
tak ada lagi senyuman indah tanda bahagia

Yang ada hanyalah
kamar kosong yang tak berpenghuni
yang ada hanyalah baju yang tergantung di kamarnya
Tak ada lagi yang menyiapkan sarapan pagi
Tak ada lagi yang merawatmu
sampai larut malam ketika kau sakit
Tak akan ada lagi dan tak aka nada lagi
yang meneteskan air mata mendo’akanmu
disetiap hembusan nafasnya

IBU, maafkan aku ibu, IBU, maafkan aku ibu, IBU, maafkan aku ibu
Terima kasih IBU, Terima kasih IBU, Terima kasih IBU, Sang malaikatku



Karya : Siswa-siswi Teater MAN 7 JOMBANG